Ikhwan fillah, akhir-akhir ini semakin banyak bermunculan kelompok-kelompok dan "tokoh" yang membawa benih atau virus pemikiran Mu’tazilah, walaupun mereka tidak menamakan dirinya demikian, atau bahkan tidak mau dinamakan demikian. Hizbut Tahrir misalnya, mereka mewarisi pemikiran sesat Mu’tazilah, mereka tidak mau menerima hadits ahad dalam masalah aqidah. Dari manakah mereka mendapatkan aqidah seperti ini ?!! Tidak lain keyakinan ini mereka ambil dari kaidah filsafat yang mereka warisi dari sesepuh mereka yakni "Mu’tazilah". Tidakkah mereka membaca hadits Mu’adz bin Jabal yang diutus oleh Rasulullah   ke Yaman seorang diri untuk berda’wah pada ummat di sana ?!?!.

Kemudian muncul pula tokoh melontarkan pendapat yang menyesatkan, berpendapat rukun iman itu hanya lima, tidak mau mengakui taqdir. Persis seperti aqidahnya Mu’tazilah.

Ikhwan fillah, tahukah anda sikap salafus shalih terhadap orang seperti iniyang artinya :

Abdullah bin Umar pernah berkata yang artinya : "Jika engkau bertemu dengan mereka, kabarkanlah bahwa aku bara’ (berlepas diri) dari mereka dan mereka berlepas diri dariku."(Riwayat Muslim dalam Kitabul-Iman :1).

            Dan juga muncul da’i-da’i yang menentang/menolak hadits-hadits Rasulullah r yang shahih, mereka menolak adzab kubur (padahal haditsnya mutawatir) dengan dalih tidak sesuai dengan akal mereka yang kotor. Itulah Aqlani (orang yang mengagungkan akal) pewaris Mu’tazilah. Sungguh benar perkataan Umar bin Khattab yang artinya :

"Hati-hati kalian terhadap orang-orang aqlani, karena mereka adalah musuh Sunnah, mereka tidak mau mengambil Sunnah, maka berkata dengan akalnya sehingga sesat dan menyesatkan." (al-Laalikai :1/133).

Yang lebih memprihatinkan lagi, ada seorang "da’i" yang bernama Hasan Atturabi dia lebih percaya kepada perkataan dokter kafir daripada hadits Rasulullah  . Ketika dia membaca hadits yang artinya : "Jika ada lalat masuk atau hinggap di minuman kalian, selamkanlah dan buanglah lalat tersebut kemudian kamu boleh minum air yang dihinggapi lalat itu."(HR Bukhari), dengan lancangnya da’i ini berkata yang artinya : "Aku lebih memilih pendapat dokter kafir daripada hadits ini."(lihat "Aqlaniyyun" karya Syaikh Ali Hasan).

Ikhwan fillah, mengapa kalian mau mendengar ucapan orang-orang seperti ini?! Mengapa kalian masih mau belajar kepada orang-orang seperti itu?! Jauhilah, hindarilah majlis-majlis seperti ini, agar kalian tidak terjangkiti virus kesesatan mereka.
Abu Qilabah pernah menasehatkan yang artinya  "Janganlah kalian duduk dengan mereka, jangan pula bergaul dengan mereka karena aku khawatir mereka akan menyeret kalian kepada kesesatan daan mengaburkan ilmu yang kalian ketahui." (As-Sunnah :18)

Ibnu Qudamah berkata yang artinya : "Salafus shalih melarang duduk di majlisnya ahlulbid’ah, melarang membaca buku-buku atau mendengar perkataan mereka." (lihat Ilmu Ushulil-bida’:3.2)

Tentang masalah Hizbut-Tahrir dan Neo Mu’tazilah telah dijelaskan dengan panjang lebar oleh al-Imam al-Muhaddits mujaddid zaman ini Syaikh Nashiruddin al-Albani dalam tulisan beliau di majalah Salafiyah no. 2 terbitan Riyadh tahun 1417. Wallahu A'lam.

 

 

 

 

halaman muka                                                                                                                                          edisi selanjutnya

 

 

 

 

 

untuk informasi

send an email

NEO MU’TAZILAH