"Wajib atas kalian mengikuti atsar Salaf walaupun dijauhi oleh   manusia Hati-hatilah kalian terhadap pendapat kebanyakan manusia walaupun dihiasi perkataan yang indah"

Masih terlintas pada ingatan kita, apa yang telah menimpa kaum muslimin di Bosnia, demikian pula penderitaan yang dialami oleh kaum muslimin di Chechnya dan lainnya, mereka ditindas oleh orang-orang kafir. Begitulah keadaan yang dialami oleh kaum muslimin diseluruh dunia, demikian juga kaum muslimin di Indonesia pada saat ini mendapat musibah yang menyesakkan, tertimpa krisis ekonomi yang berkepanjangan.

Melihat kenyataan yang seperti ini, semua orang berteriak, menuduh pihak-pihak yang dianggap bertanggung-jawab atas terjadinya krisis moneter. Jika kita mau jujur dan adil dalam mengoreksi kehidupan kita dan kaum muslimin pada umumnya, sesungguhnya kita akan menemukan faktor utama penyebab semua realita ini. Allah Subhanahu wata'ala berfirman yang artinya "Katakanlah (wahai Muhammad) jika bapak-bapak kalian, saudara-saudara, istri-istri, keluarga, harta yang kalian usahakan, dan perdangan yang kalian khawatirkan kebangkrutannya serta rumah-rumah lebih kalian cintai dari pada Allah dan Rasul Nya serta jihad fi sabilillah, tunggulah hingga Allah timpakan Adzabnya, Allah tidak akan menunjuki orang-orang yang fasik" (At Taubah :24)

Ibnu Katsir berkata: "Jika semua perkara ini lebih kalian cintai daripada Allah dan RasulNya (tunggulah), yakni tunggulah adzab apa yang akan ditimpakan oleh Allah kepada kalian.(tafsir Ibnu Katsir: 2/492).

Rasulullah pun telah mensinyalir akan adanya musibah yang akan menimpa kaum muslimin yang tidak mau patuh kepada Allah dan RasulNya, beliau bersabda yang artinya "Jika kalian telah berjual beli dengan 'inah (riba), memerintah dengan diktator, dan telah cinta kepada pertanian (dunia) hingga meninggalkan jihad, niscaya Allah akan menimpakkan kehinaan atas kalian dan tidak akan menghilangkannya sampai kalian kembali kepada agama kalian"(HSR Abu Dawud dan lainnya).

Perhatikanlah, Allah Subhanahu wa ta'ala dan rasulullah telah menegaskan, faktor utama yang menyebabkan musibah ini adalah karena mereka telah meninggalkan agama mereka, karena mereka terlalu mencintai dunia, dan kenyataan memang membuktikan demikian.

Ketika pembantaian di Bosnia berkecamuk, ada seorang panglima tentara Bosnia yang bertanya kepada Syaikh Muhammad bin Shalih Al 'Ustaimin tentang keadaan anak buahnya, dan dia bercerita bahwa orang-orang yang dia pimpin tersebut tidak paham tentang Islam, maka Syaikh pun menyuruh dia untuk tetap tinggal di bukit dan mengajarkan anak buahnya Islam terlebih dahulu. Pernah pula ada utusan dari Chechnya yang bercerita dimajlisnya kepada Syaikh Al Utsaimin, bercerita bahwa rakyat mereka telah meninggalkan agama Islam yang sempurna ini.

Perhatikanlah ternyata sebab utama terjadi kehinaan adalah karena ummat Islam telah melalaikan agama mereka dan hanya menjadikannya sebagai identitas belaka.

Syaikh Muhammad Nasiruddin Al Albani menyatakan:

"Satu perkara yang penting untuk dijelaskan disini adalah kehinaan yang dialami oleh sebagian kaum muslimin dan dijajah oleh orang-orang kafir, hal tersebut terjadi bukanlah disebabkan mereka tidak tahu fiqhul waqi'(wawasan), atau karena mereka tidak tahu rencana-rencana makar orang-orang kafir, akan tetapi sebab yang mendasar terjadinya kehinaan pada sebagian kaum muslimin adalah:

  • Karena kaum muslimin sudah tidak kenal lagi Islam yang diturunkan oleh Allah kepada nabinya.
  • Sebagian besar kaum muslimin yang tahu tentang Islam tidak mau mengamalkannya.
  • Oleh karena itu, kunci agar kejayaan Islam terwujud kembali adalah dengan mengajarkan ilmu yang bermanfaat, dan mengamalkannya. Semua ini tidak akan terwujud kecuali jika mengamalkan manhaj tasfiyah wa ttarbiyah(memurnikan agama Islam ini dari syirik dan bid'ah dan mendidik generasi dengan pemahaman Islam yang murni), kedua hal tersebut merupakan kewajiban yang besar

    pertama : memurnikan aqidah Islam dari kesyirikan, penentangan terhadap sifat-sfat Allah dan lainnya. Memurnikan fiqih Islam dari ijtihad-ijtihad yang salah, yaitu yang menyelisihi Al Quran dan As sunnah, memerdekakan akal dari unsur-unsur taqlid dan ta'ashub. Memurnikan kitab-kitab tafsir, fiqih, raqaiq dan lainya dari hadits-hadis dhaif dan maudhu', israiliyat dan munkar.

    kedua : mentarbiyah (mendidik) generasi muslim diatas agama Islam yang murni bersih dari kesyirikan dan lainnya, dengan pendidikan Islam yang benar yang tidak terpengaruh oleh pendidikan barat yang kafir.(lihat Fiqhul waqi'karya Syaikh Al Albani ).

    Inilah jalan menuju kebahagian yang ditegaskan oleh banyak nash dari kitab dan sunnah, seperti firman Allah yang artinya "Jika kalian membela agama allah, maka Allah akan menolong kalian dan mengokohkan kaki kalian" (Muhammad:7 ).

    Sudah disepakati makna: "Jika kalian menolong agama Allah", adalah jika kalian mengamalkan apa yang Allah perintahkan niscaya Allah akan menolong kalian atas musuh-musuh kalian.(Fiqhul waqi' hal.48-52).

    Wahai kaum muslimin kembalilah kalian mempelajari dan mengamalkan agama kalian, bertauhidlah kepada Allah dan ikutilah rasulnya niscaya kalian akan mendapatkan kebahagiaan yang dicita-citakan.Allah tidak akan merubah keadaan kalian jika kalian tidak berusaha utuk merubahnya:"Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sampai mereka berusaha untu merubah nasibnya"(Al Ra'du:11 )

    Usaha yang akan harus kita lakukan agar mendapatkan kebahagian yang hakiki didunia dan akhirat hanyalah dengan bertaahid dan dan mengamalkan syariat Allah yang murni dan bersih dari syirik dan bid'ah.dan hal ini tidak akan bisa kita capai kecuali dengan mempelajari Agama Islam yang benar.

    Ikhwan fillah Allah telah menjajikan bagi orang-orang yang beriman dengan janji yang besar.

    Allah berfirman (QS An Nuur:55) yang artinya:"Alah berjanji kepada orang yang beriman diantara kalian dan beramal shalih akan menjadikannya khalifah (pemimpin) di bumi,sebagaiman orang-orang sebelum mereka dan akan mengokohkan bagi mereka agama yang Allah ridhai ,serta akan menggantikan rasa takut mereka dengan rasa aman".

    Inilah janji Allah yang sangat besar, mudah-mudahan kita termasuk yang mendapatkan dan merasakan janji Allah tersebut. Wallahu A'lam..

     

     

     

     

     

    halaman muka                                                                                                                                          edisi selanjutnya

     

     

     

     

     

    untuk informasi

    send an email

    MERAIH KEBAHAGIAAN DENGAN TAUHID