untuk informasi

send an email

YAYASAN  ISLAM  RIYADHUL  JANNAH


 

 

Mukadimah

Buletin

Aqidah

Manhaj

Info Maluku

Tanya-Jawab


1 Agustus 2000

RMS Menyusup ke Waai

Ambon, MHI (01/08/2000)

Desa Wai, kecamatan Salahutu, Kodya Ambon yang telah dikuasai muslimin pada tanggal 6 Juli 2000 yang lalu, kembali didatangi perusuh RMS. Bahkan para ekstrimis Kristen RMS ini sempat melakukan penyembahan kepada berhala trinitas pada hari Ahad, 30 Juli 2000 lalu.

Sebagai jawaban penyerangan ini, maka ditindaklanjuti dengan aksi pembersihan yang dilancarkan ke desa Waai kemarin, dan pada hari ini Senin (31/7), Muslimin melakukan langkah pemblokiran terhadap semua jalan masuk menuju desa tersebut.

Langkah pemblokiran tersebut dilaksanakan guna mencegah masuknya kembali perusuh RMS ke markasnya serta merusuh dua desa Muslim yang mengapitnya, yakni desa Liang dan Tulehu. Dalam pemblokiran kali ini, selain menjaga jalan masuk dari arah desa Liang dan Tulehu, Muslimin juga melakukan pemblokiran di perbatasan hutan dan desa. Korban di pihak penyusup ditemukan sebanyak 19 orang Kristen RMS yang tewas. Sedangkan di pihak pembela NKRI hanya luka-luka ringan saja.

Barikade di hutan dibuat karena dari hutan itulah dimungkinkan orang Kristen RMS berusaha masuk kembali ke desanya. Karena dalam serangan sebelumnya, pihak Kristen RMS banyak berlarian memasuki hutan di lereng gunung Salahutu.

Jumlah Muslimin setempat yang disiapkan untuk melakukan tugas penjagaan kurang lebih 1000 pasukan, dimana mereka berasal dari desa Liang dan Tulehu termasuk juga muslimin dari Ambon. Diharapkan biang kerok dari dua desa Muslim ini tidak lagi dihuni perusuh RMS hingga selamanya. (Zhr)


   
                       
                              Refleksi Tentang Konflik Maluku
                                          (Zuhair Sukirno)



Ambon, MHI (01/08/2000)
Pertikaian demi pertikaian telah berlangsung di bumi Ambon, sejak 19 Januari 1999, yang berarti telah memakan waktu 18 bulan, namun dari komunitas bangsa Indonesia khususnya umat Islam belum sepenuhnya mengerti dan memahami apa yang sebenarnya terjadi di ibu kota propinsi seribu pulau ini.

Berbagai pendapat, agitasi dan komentar serta peernyataan memang telah menghiasi berbagai media yang ada di tanah air, baik itu dilemparkan oleh pejabat, aparat maupun tokoh-tokoh agama yang mempunyai tendensi dan maksud tertentu dibalik pertikaian di Ambon ini.

Namun semua pendapat dan penilaian terhadap semua tragedi di Ambon itu, mereka maksudkan untuk mencapai suatu tujuan dan target pribadi-pribadi, dengan mengesampingkan fakta-fakta yang ada. Maka tak heran lagi, jika peperangan di Ambon ini tidak kunjung reda, karena banyak orang yang berharap mendapatkan keuntungan dari semua tragedi memilukan yang sudah berlalu, terutama misionaris Kristen dan perancang master plan kristenisasi ekstrim sedunia.

Hal yang paling menyedihkan lagi, dari berbagai pandangan dan komentar serta penilaian dari berbagai pihak tersebut, menimbulkan persepsi dan penilaian yang sangat dangkal di dalam mayarakat, sehingga banyak yang tidak ambil peduli terhadap semua peristiwa yang terjadi.

Rumor yang beredar di kalangan masyarakat, khususnya umat Islam di Indonesia menganggap Ambon telah aman dan damai, tidak pernah ada unsur RMS yang terlibat disana. Masyarakat terpedaya dengan jorgan dan ungkapan-ungkapan dari orang pemerintahan, aparat dan tokoh-tokoh nasionalis, yang menyatakan konflik di Ambon adalah kriminal murni.

Padahal, kalau umat Islam mau melihat permasalahan dari sudut sempit saja, misalnya pelaku pertikaian, yang terdiri dari kelompok merah (kristen) dan kelompok putih (muslim) saja, maka dengan mudah dapat mengatakan kalau yang terjadi di Ambon adalah pertikaian yang didasarkan pada tendensi suku, agama, ras dan antar golongan (SARA).

Selain didasarkan atas SARA, yang menyebabkan pertikaian dari hari ke hari semakin memanas adalah peran gerakan separatis republik maluku sarani (RMS) yang mengendalikan pihak kristen di Ambon. Dimana melalui tokoh-tokohnya, RMS menggelorakan semangat permusuhan kaum Kristen kepada umat Islam.

Dalam hal ini Kristen dan Pemberontak RMS sebenarnya merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan dalam menggelorakan permusuhan terhadap umat Islam. Kebengisan dan sepak terjang mereka saat melakukan penyerangan terhadap umat muslim telah menjadi saksi pilu yang tidak dapat dihilangkan dari benak kaum muslimin.

Hasil yang dituai dari tangan-tangan jahat mereka, di kota Ambon dapat disaksikan reruntuhan ruko milik umat Islam, masjid serta rumah-rumah milik umat Islam, dan semuanya menjadi saksi mati dari semua yang terjadi. Sehingga saat ini umat Islam menilai terlalu mudah dan murah, terhadap orang-orang yang mengatakan dan mengajak, untuk melupakan semua apa yang terjadi selama tanpa diikuti dengan tindakan nyata, mengadili para perusuh kristen yang jelas-jelas melancarkan serangan terhadap kaum muslimin saat merayakan Idul Fitri, 19 Januari 1999.

Mudahnya orang mengatakan untuk melupakan semua yang telah lewat tersebut terjadi karena, pihak yang tidak merasakan kepedihan dan penderitaan yang dialami umat Islam. Dan semua itu terjadi karena dalam berbicara mulut-mulut mereka bekerja secara sendiri, tanpa bekerja sama dengan mata yang dimilikinya, sehingga tidak mampu melihat kebenaran dan apa sebenarnya yang terjadi di Ambon.

Tak terlintas di mata dan pikiran mereka, bagaimana umat Islam memendam dendam karena menyaksikan orang tuanya dibunuh dengan sadis oleh orang-orang Kristen RMS. Pernahkah dibayangkan bila anaknya di penggal oleh orang-orang kafir di hadapan mereka sendiri, bagaimana seorang suami dangan mata kepala menyaksikan istrinya meronta-ronta minta tolong karena diperkosa oleh orang-orang kristen. Sementara dirinya tidak berdaya karena di lehernya melintas pedang yang siap memutuskan leher serta di kepalanya menempel moncong senjata yang siap memuntahkan peluru.

Demikian juga, dengan deritanya anak-anak kecil yang berhari-hari mencari ayah dan ibunya, dan ketika berhasil menemukan orang tuanya, kepedihan mereka bertambah perih dan sulit diterima orang dewasa, apalagi anak-anak. Demi dilihatnya adalah bukan orang tua yang seperti diharapkan, namun kesedihan yang mendalam ketika menyaksikan orang tuanya ditemukan dalam keadaan tak bernyawa lagi dalam kondisi tubuh tercacah-cacah.

Jangankan melihat penderitaan yang begitu mendalam, para tokoh dan pemerintahpun juga tidak mampu melihat dengan apa yang terjadi dengan para korban kerusuhan. Dimana saat ini sudah tidak mempunyai tempat tinggal dan harta lagi, karena harta dan rumahnya telah dijarah dan dibakar oleh orang-orang Kristen RMS.

Itulah, kenyataan yang terjadi di kota Ambon dan sekitarnya, dan semua itu dapat dilihat apabila umat Islam mampu menggunakan pandangan yang ikhlas, pemikiran yang jernih dan rasa persaudaraan dalam diri seorang muslim yang diikat oleh perasaan keimanan. Dan hanya dengan bahasa agama sajalah semua itu dapat masuk ke dalam pandangan dan pemikiran umat Islam.

Namun, justru perkataan yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun tokoh agama (termasuk Islam sendiri) yang berusaha mengaburkan ‘perang agama’ di Ambon dengan kriminal biasa itu tidak mampu memperdaya umat Islam secara keseluruhan. Sehingga sebagian besar umat Islam di Ambon menyatakan penentangannya terhadap semua penilaiannya itu, dengan menyatakan yang terjadi di Ambon adalah perang agama, antara umat Islam melawan Kristen dengan gerakan RMS-nya.

Maka reaksi dari umat Islam seluruh Indonesia termasuk di Ambon sepakat mengobarkan jihad melawan kaum kafir kristen dan RMS-nya. Sehingga sedikit demi sedikit perjuangan muslim Ambon yang mulai kedodoran dapat teratasi. Serta berbagai kejadian selama terjadinya perang agama mampu didengar masyarakat luar, sehingga mampu menggerakkan umat Islam untuk mengeluarkan keringat, tenaga dan nyawanya membantu memerangi orang-orang Kristen yang telah nyata-nyata menghina Allah dan Rasul-Nya serta agama Islam.

Forum Komunikasi Ahlussunnah Wal Jama’ah, salah satu organisasi bidang dakwah dan sosial miliki umat Islam yang peduli terhadap jeritan umat Islam di Ambon langsung turun membantu muslimin Ambon. Demi mengetahui jeritan dan permintaan muslim Ambon dengan segera melakukan koordinasi penggalangan jama’ah dan massa muslim untuk mempersiapkan dan menyediakan segala kemampuan yang ada guna diterjunkan ke bumi Jihad Ambon, serta membentuk relawan kemanusiaan yang dinamai LASKAR JIHAD AHLU SUNNAH WAL JAMAAH.

Alhasil, setelah melalui berbagai tahap persiapan maka Laskar Jihad Ahlussunnah Wal Jama’ah yang berkekuatan 10.000 orang diberangkatkan ke kepulauan Ambon pada bulan Mei yang silam. Semenjak kedatangannya hingga saat ini Laskar Jihad sudah menyatu di hati umat Islam Ambon yang diikat dengan persaudaraan atas dasar keimanan.


Bumi Jihad Ambon

Selanjutnya, dengan bahu membahu melakukan perlawanan terhadap orang-orang kristen di Ambon yang jelas-jelas mengobarkan perang agama dengan umat Islam. Dan disinilah umat Islam menyaksikan akan kebesaran dan keridloan Allah Ta’ala, yang menyemangati para Muslimin dengan tanda-tanda kebenaran yang nyata, sehingga tidak ada keraguan lagi di hati mereka bahwa yang terjadi di Ambon adalah Jihad fi Sabilillah.

Dalam medan pertempuran antara Muslimin setempat dan RMS, dapat disaksikan bagaimana rahmat dan pertolongan Allah dinikmati oleh para mujahid, yang semuanya menunjukkan bahwa jihad yang terjadi di Ambon telah mendapat Ridlo dari Allah Ta’ala.

Bukti nyata yang dapat disaksikan adalah tidak tercium bau amis dari darah-darah yang keluar dari tubuh para mujahid yang kena tembakan, baik yang mengalami luka-luka maupun yang sampai menemui syahid, Insya ALLAH. Bahkan bau darah tersebut harum sebagaimana bau minyak wangi pada umumnya. Disamping ditemui banyaknya mujahid yang menyunggingkan senyum walaupun kepalanya telah terpisah dari badannya karena dipenggal perusuh RMS.

Tidak adanya rintihan dan keluhan dari para Mujahid yang mengalami luka-luka di medan pertempuran, baik yang ada di lokasi pertempuran maupun yang dirawat di rumah sakit (RS) Al Fatah Ambon. Walaupun luka yang dideritanya cukup parah, seperti kehilangan tangan karena terkena ledakan bom, maupun tubuhnya yang terbakar terkena semburan mesiu dan terbakar api. Namun sebaliknya, mayat RMS yang baru 1 jam saja sudah menebarkan bau bangkai yang sangat menusuk hidung, walaupun tubuhnya tidak dicacah-cacah sebagaimana RMS memperlakukan hal ini pada muslimin.

Kejadian lain yang membuktikan Ambon adalah medan jihad adalah dari beberapa mujahid yang menemui maut, tidak terlihat adanya sakratul maut yang menyiksa, mereka menemui ajal dengan cepat dan tenang, dan dari wajahnya menebar keteduhan dan kelembutan walaupun dari tubuhnya mengalir darah. Demikian juga keluarga yang ditinggalkan, tidak ada tangisan dan teriakan histeris ketika ada anggota keluarganya yang menjadi korban.

Terkabulnya do’a-do’a yang diucapkan oleh para muslimin di medan pertempuran, seperti yang dialami Ibnu Broto, walaupun terkepung dan terjebak di daerah Kristen, atas pertolongan Allah, do’a yang diucapkannya dikabulkan, seperti ketika ada bom yang dilemparkan Kristen RMS jatuh disampingnya, dia berdo’a agar bom tersebut tidak meledak, dan Allah pun mengabulkan.

Akhirnya hari demi hari, bulan ke bulan berikutnya, hingga saat ini, sedikit demi sedikit umat Islam mampu mendobrak, mendesak serta membongkar markas-markas kristen di Ambon. Bahkan saat ini pihak RMS mengalami kekalahan yang cukup telak diberbagai sektor, ekonomi, perhubungan, pendidikan dan pertahanan, karena telah di hancurkan Muslimin.

Kini, pemandangan yang terlihat pada umat muslim yang dahulu teraniaya, saat ini diwajah mereka mulai terpancar akan kemenangan, karena berhasil membalikkan keadaan, yakni memaksa pihak Kristen mengungsi dan menikmati penderitaan di rumah-rumah penampungan mereka, karena perekonomian hampir 100 % dikuasai muslimin.

Semua kenyataan di atas, menunjukkan apa yang sebenarnya terjadi di kota Ambon selama ini, begitu pula hasil perjuangan yang dicapai oleh umat Islam, adalah merupakan jihad Fi Sabilillah, sehingga tidak ada lagi alasan untuk mengatakan kalau yang selama ini terjadi di Ambon adalah kriminal murni.

Tetapi yang benar dan sesuai dengan kenyataan adalah terjadinya perang agama antara umat Islam melawan orang kristen dan RMS-nya, yang akan berusaha memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonsia (NKRI). Terhadap semua itu, saat ini umat Islam siap mengumandangkan jihad hingga titik darah penghabisan. Allahu Akbar. (Zhr)

2 Agustus 2000

Gerombolan RMS Bunuh TNI AD

Ambon, MHI 02/08/2000

Ambon kembali sedikit memanas, manakala seorang aparat Darurat Sipil dari TNI AD Batalyon 733 Banau, Ibrohim Ramadan (35) menjadi korban pembunuhan oleh gerombolan pemabuk yang terjadi pada hari Senin malam (31/07/2000) pukul 02.00 WIT. Melihat motif dan cara kerjanya, nampak pembunuhan ini telah lama direncanakan oleh gerombolan pemabuk yang konon notabene bayaran RMS Kristen.

Menurut saksi mata di lokasi kejadian, tragedi yang memilukan itu berawal dari Buang Selayar (30) selaku anak angkat korban, mengajak korban untuk pergi keluar rumah menuju Pasar Lama, desa Batumerah, kec. Sirimau. Setelah sampai di tempat yang dituju, Buang Salayar (BS) yang merupakan bayaran Kristen RMS langsung melayangkan palu yang telah disiapkan dari rumah. Buang Salayar yang termasuk ke 20 orang gerombolan pembunuh bayaran yang telah bersiap siaga di tempat langsung menikam korban di bagian leher serta perut sehingga korban langsung meninggal di tempat.

Akhirnya korban yang telah ditemukan korban tanpa nyawa dilarikan ke RS Al-Fatah oleh warga setempat. Sementara itu, gerombolan pemabuk tersebut langsung melarikan diri dengan menggunakan speedboat, bahkan salah satu dari provokator mengatakan yang membunuh korban adalah warga dari Kailolo. Sehingga pada tengah malam tersebut hampir saja terjadi perkelahian massal antara warga Kailolo (muslim) dengan warga setempat, padahal sama-sama muslim. Alhamdulillah, kejadian tersebut dapat ditangani oleh warga yang mengetahui permasalahan, dan provokator tersebut menghilang tanpa jejak.

Adapun si pengkhianat BS yang sempat dihajar massa, diciduk oleh aparat, lalu langsung diinterogasi sampai waktu Dzuhur. Setelah melalui proses interogasi yang berbelit-belit, BS akhirnya membeberkan orang–orang yang terlibat dalam kejadian tersebut, diantaranya adalah Labiru dan Rahmat, yang masih buron. Kini BS terkapar di RS Al Fatah dengan jaminan perlindung petugas Residen Polisi Militer setempat. (Zhr)


  
                           Pasar Lama hangus terbakar

Ambon, MHI 02/08/2000

Kejadian memilukan di Pasar Lama sebagai lokasi kejadian pembunuhan aparat, membuat pasar yang dipakai untuk minum-minuman para pemabuk tersebut spontan dibakar oleh massa. Kini pasar tersebut saat ini tinggal puing-puing yang berserakan setelah lama dipakai untuk tempat maksiat seperti perjudian, pelacuran dan tempat minum-minuman keras, bahkan pernah terjadi pembunuhan 2 orang perempuan di tempat kejadian tersebut. “Memang tempat PL tersebut merupakan tempat maksiat yang perlu dimusnahkan dan kami senang sekali tempat seperti itu hangus terbakar”, kata seorang warga setempat.

Menurut Kadispen Polda Maluku, Asisten Superintendent P.H. Jeckriel, di Ambon tadi siang hari (31/07/ 2000), membenarkan terjadinya pembakaran itu akibat kemarahan massa putih terhadap sekelompok pedagang yang setiap harinya menggunakan pasar itu sebagai tempat traksasi miras maupun prostitusi gelap.

Dalam melokalisir konflik agar tidak meluas, aparat mengadakan pagar betis menutup lokasi kejadian yang sedang terbakar dan menghalau pasukan linggis (para pencuri) yang akan menjarah barang-barang yang ada di pasar tersebut.

 

3-4 Agustus 2000

Kristen RMS Memulai,
                                            Muslimin Mengakhiri


Ambon, MHI (04/08/2000)

Sebanyak 2 orang warga kristen tewas dan 5 orang lainnya mengalami luka parah setelah, mobil yang ditumpanginya diserbu massa muslimin yang berjaga-jaga di desa Suabaly, kecamatan Nusaniwe, Kodya Ambon, Rabu (02/08) lalu.

Seorang pejuang muslimin, Abdullah (35) yang saat itu menjadi korban tabrak lari, kepada Tim MHI menjelaskan, dirinya bersama Muhammad (40) rombongan melaju dari arah kampung Ponegoro menuju kota Ambon. Namun, saat melintas di perempatan Suabaly, ketika mobil Carry yang ditumpanginya berada di tengah jalan, tanpa diduga ditabrak oleh mobil Kijang dari arah Pohon Puleh.

“Ketika kami berada di bagian tengah jalan, tiba-tiba dari arah Pohon Puleh melaju mobil Kijang dengan kecepatan tinggi, dan langsung menghantam body kanan mobil bagian belakang,” ungkapnya. Akibat tabrakan tersebut, mobil yang ditumpanginya terdorong selanjutnya jatuh miring di aspal jalan.

Seluruh penumpang naas yang saat itu sedang tidak siap merasakan adanya goncangan keras sekilas melihat sebuah mobil kijang buru-buru tancap gas. Abdullah yang terbentur bodi samping mobil, langsung melindungi kepalanya serta bersiaga dengan pedang di tangan. Akhirnya seluruh penumpang menyadari kecelakaan yang disengaja ini, meminta tolong muslimin Suabaly mengejar mobil pelaku tabrak lari tersebut.

Tindakan perusuh RMS yang menggemaskan ini, dengan sengaja menabrak mobil angkutan umum milik Muslimin saat melintas di perempatan Suabaly. Sesaat setelah merasa berhasil mencederai beberapa muslimin di angkutan umum tersebut, perusuh RMS langsung tancap gas. Kontan saja muslimin yang bersiaga di desa Suabaly membalas tindakan licik perusuh RMS dengan mencegat mobil kijang RMS tersebut di ujung desa.

Akhirnya, bentrokan tak seimbang pun terjadi, hasilnya mudah diduga, perusuh RMS tewas 2 orang, 5 luka-luka parah termasuk sopirnya. Namun sangat disayangkan, mobil kijang berpenumpang 7 orang RMS tersebut lolos dari pengejaran muslimin setelah melaju kencang menuju markasnya di daerah Kuda Mati. Sehingga tidak sempat ditanyai motif dan tujuan RMS tersebut menganggu situasi Darurat Sipil yang tenang ini.

Dalam kejadian tersebut, Muhammad mengalami luka lecet di bagian tangan kiri karena tergores aspal, sedangkan Abdullah sendiri mengalami luka goresan di keningnya. Sementara itu, penumpang lainnya tidak menderita luka-luka. Akhirnya seluruh penumpang sepakat mengarahkan mobil angkutan ini menuju Poliklinik Gratis yang didirikan oleh Laskar Jihad Ahlu Sunnah wal Jamaah di Kebun Cengkih. Sementara mobil kijang RMS Kristen tersebut sudah tidak tampak lagi dari pandangan. Inilah bukti-bukti di lapangan masih adanya provokasi para perusuh RMS yang dibayar mahal dengan kematian rekannya sendiri. Wallahu musta’an.

Muslimin bersatu-padu

Muslimin yang telah merasa satu badan, bilamana salah satu anggota badannya sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan sakit juga. Sehingga begitu ada insiden kecil, muslimin bersatu padu memerangi kafirin yang memprovokasi terlebih dahulu tersebut. Aparat keamanan Darurat Sipil dari Brimob yang berjaga-jaga di sepanjang jalan Suabaly menutup jalur lalu lintas. Hanya saja langkah aparat tersebut oleh pihak perusuh RMS Kristen dinilai sebagai tindakan yang sewenang-wenang sehingga tertutuplah jalur utama transportasi Kristen RMS dari arah utara ke selatan (Ponegoro-Kudamati).

Kristen RMS melalui 2 media masa milik mereka (Suara Maluku dan Siwalima versi fotokopian), mencaci-maki aparat kemanan yang bertugas di sepanjang jalan Suabaly dan menyatakan langkah aparat tersebut merugikan mereka.

“Demikianlah kaum perusuh RMS Kristen, mereka tidak mau mengakui keburukannya sendiri dan melihat permasalahan yang sebenarnya, tapi justru memutar-balikkan kejadian dan fakta, dengan tujuan menjelek-jelekkan aparat. Itulah tanda-tanda pemberontak yang nyata, yakni melaw
an aparat keamanan dan selalu mengacau keadaan,” tegas sejumlah warga. (Zhr)

 

                                 Muslimin Tundukkan
                            Markas RMS di Desa Allang



Ambon, MHI (04/08/2000)

Dalam upaya merebut kembali wilayah-wilayah Muslimin dari cengkeraman perusuh RMS Kristen, Muslimin Hitu dan penduduk eksodan asal P. Seram menggalang kekuatan untuk menundukkan desa Allang yang dihuni Kristen RMS, kecamatan Seram Barat, Maluku Tengah. Alhamdulillah, atas berkat pertolongan ALLAH semata, markas pendukung logistik mabes Kristen di Passo tersebut rata dengan tanah, pada hari Rabu (02/08).

Kristen RMS yang menghuni desa Allang yang memprovokasi muslimin dengan membakar dan menghancurkan rumah warga muslim di desa Allang sendiri serta di kampung Gunung Tinggi, yang menjadi tetangganya. Akhirnya, warga muslim di kampung tersebut terpaksa harus mengungsi ke desa-desa muslim terdekat, seperti desa Waisala dan desa lainnya.

Muslimin yang berhasil menggalang kekuatan sebanyak 1000 orang dari desa sekitar Allang dan dari Hitu, Ambon, kemudian bergerak pada hari Selasa (01/08), pukul 03.30 WIT menuju desa Allang. Muslimin yang berkumpul di desa Waesala, kecamatan Seram Barat, merencanakan mengadakan serangan balasan pada waktu fajar. Selanjutnya, pada pagi harinya, Rabu (02/08), sekitar pukul 03.00 WIT, dini hari muslimin menembus kegelapan malam dengan berjalan kaki menempuh jarak sekitar 4 kilometer, akhirnya sampai di desa Allang yang dihuni sekitar 100 kepala keluarga (KK) ini.

Rata dengan Tanah

Sekitar pukul 06.30 WIT, dengan dentuman dum-dum (sejenis peluncur bom rakitan), sebagai tanda dimulai penyerangan, muslimin langsung bergerak maju menyerang pasukan RMS yang telah siap dengan perlengkapan otomatis. Dimungkinkan, pasokan senjata ini didapat dari berbagai negara donor semacam Australia, Belanda, Amerika dan Filipina, sebab banyak sekali berkeliaran orang-orang LSM asing di Ambon dan sekitarnya sambil membawa ‘bantuan kemanusiaan’ buat perusuh RMS Kristen.

Namun Kristen RMS yang telah kecut hatinya melihat massa muslimin yang besar, akhirnya mundur dari desa Allang. Sehingga muslimin leluasa meruntuhkan beberapa bangunan yang dipakai untuk markas perusuh RMS Kristen di desa tersebut. Termasuk sebuah gereja protestan dengan nama Elim yang dipakai sebagai pusat mobilisasi perusuh RMS selama ini.

Dalam serangan tersebut, di pihak muslimin jatuh korban 1 orang, yakni Hasan (27), setelah terkena ledakan bom buatan luar negeri di kepalanya, sedangkan 2 orang lainnya, Idham (29) menderita luka tembak di kaki, serta Muhammad (23) mengalami luka tembak di punggung. Sedangkan di pihak Kristen RMS, yang dapat dipantau hanya 3 orang tewas. (Zhr)

 

5 Agustus 2000

Dakwah Tauhid di bumi Siwalima


Ambon, MHI (05/08/2000)
Kehadiran Laskar Jihad Ahlu Sunnah Wal Jama’ah di kota Ambon dengan misi utama da’wah kepada umat Islam, kini mulai menunjukkan hasil. Kaum muslimin Ambon telah bertambah semangat melaksanakan syariah Islam yang murni. Masyarakat setempat telah sadar akan wajibnya beribadah di masjid-masjid, setelah memahami pentingnya sholat berjamaah untuk menyatukan gerak muslimin. Bahkan telah mulai menjauhi perbuatan-perbuatan syirik yang pernah melanda kaum muslimin di medan konflik akhir-akhir ini, seperti membuang jimat, senjata pusaka dan berbagai susuk/mantra kekebalan.

Berdasarkan pemantauan liputan MHI selama 3 bulan lebih, Laskar Jihad berupaya nyata dalam membina masyarakat Ambon untuk kembali pada ajaran Islam sesuai tuntunan Rasulullah dan para salafus sholih (para pendahulu Islam yang sholih) yakni Shahabat, Tabiin, Tabiut Tabiin serta orang-orang yang mengikutinya dengan baik. Masyarakat yang terlibat dalam program LJ ini, ternyata sangat antusias mengikuti berbagai kajian yang dilaksanakan di masjid-masjid. Masyarakat mengikuti pengajian dengan penuh seksama, walaupun waktunya bersinggungan dengan jam istirahat seperti setiap ba’da Maghrib, Isya’ maupun Subuh.

Selain mengadakan kajian rutin, para ustadz LJ yang dipimpin ustadz Jauhari, Lc, selaku ketua Dewan Pembina Laskar Jihad, juga mengadakan pesantren kilat yang menerima santri dari berbagai tingkat umur, latar belakang keilmuan dan strata sosial. Tempat pelaksanaan pengajian tidak hanya terbatas di masjid, melainkan dikembangkan dengan membentuk halaqah (kelompok pengajian) di kampus, sekolah, rumah-rumah penduduk, perkampungan, pertokoan bahkan di gedung instansi pemerintah.

Bahkan salah satu teroboson baru, tim pembina Laskar Jihad juga melakukan da’wah melalui jalur udara, memakai pesawat handy talkie (HT) yang dilaksanakan secara rutin setiap malam dengan air time selama 1,5 jam. Masyarakat yang memiliki alat komunikasi HT tidak menyia-nyiakan kesempatan emas untuk melontarkan pertanyaan pada ustadz LJ tanpa malu dilihat orang lain.

Muslimin menjauhi Syirik
Semula, muslimin yang merasa kecil hatinya mendatangi dukun-dukun untuk meminta jimat, senjata pusaka, ilmu kekebalan, kekuatan ghaib, serta berbagai jenis perbuatan syirik lainnya. Kini, Alhamdulillah diantara perkembangan dakwah LJ di Ambon yaitu mulai ditinggalkannya perbuatan syirik dan muslimin mengingkari kesyirikan tersebut.

Laskar Jihad yang berusaha sepenuhnya meniti jejak Rasulullah dan pengikutnya yang sholih, secara rutin mengajak umat Iýslam memahami dan melaksanakan pemahaman Ahlu Sunnah Wal Jama’ah. Laskar Jihad berusaha meyakinkan bahayanya kesyirikan yang akan merontokkan seluruh amal ibadah muslimin. Para ustadz LJ menyatakan bahwasanya taat kepada seseorang tanpa reserve seperti kepada dukun-dukun merupakan bagian dari kesyirikan.

Kebanyakan muslimin yang telah terjatuh dalam kesyirikan berlindung dari kekejaman Kristen RMS dengan memuja arwah-arwah serta benda-benda keramat lainnya. Bahkan disaat mempertahankan diri dari serangan Kristen RMS, muslimin Ambon kebanyakan memenuhi tubuhnya dengan jimat-jimat yang menurut para dukun-dukun dapat mendatangkan kekuatan ghaib serta kekebalan tubuh dari serangan musuh.

Perubahan yang drastis dapat terlihat di lapangan, dimana muslimin dalam memperjuangkan tegaknya keadilan dan ketentraman dari gangguan perusuh Kristen RMS tidak lagi memakai jimat-jimat, rajah maupun benda-benda yang dianggap mempunyai kekuatan. Kini berbalik menjadi meyakini kebesaran ALLAH, mengesakan ALLAH dan ibadah hanya untuk ALLAH semata, seperti yang diajarkan Rasulullah. Alhamdulillah. (Zhr)

 

6 Agustus 2000

Tim Medis Laskar Jihad
                            Khitan 408 Anak


Ambon, MHI (06/08/2000)

Sebanyak 408 anak muslim yang berasal dari berbagai perkampungan yang tersebar di pulau Ambon mengikuti khitanan massal yang diselenggarakan oleh Tim Medis dari Divisi Kesehatan Laskar Jihad Ahlussunnah Wal Jama’ah. Acara ini merupakan kegiatan rutin Tim Medis dalam rangka pemberdayaan ummat Islam dalam mengikuti sunnah Rasulullah, yang telah mengalami kepahitan hidup selama 1.8 tahun tanpa mendapatkan kejelasan nasib di masa yang akan datang.

Khitanan massal yang tidak dipungut biaya sepeserpun ini digelar oleh tim kesehatan sejak tanggal 1 Juli hingga 4 Agustus 2000. Hingga saat ini, terhitung sudah ribuan anak muslimin yang berasal dari 3 kecamatan Kodya Ambon dan 1kecamatan di kabupaten Maluku Tengah. Diantaranya dilakukan di desa Air Salobar, Talake, Laha, Ponegoro, Tanah Rata, Batu Merah Dalam, Kebun Cengkeh, Kapaha, Air Kuning, Lorong Putri, STAIN, Ahuru, Nania dan yang terakhir desa Liang, kecamatan Leihitu, Maluku Tengah serta daerah-daerah lainnya. Sedangkan sasarannya adalah anak muslim umur 5 sampai 15 tahun untuk khitanan dan untuk pengobatan adalah seluruh lapisan masyarakat.

Sebagai awal pembuka kegiatan, pada tanggal 1 dan 2 Juli lalu, tim medis melaksanakan khitanan di 3 lokasi, yakni Air Salobar, Talake dan Laha. Sedangkan pada hari terakhir, Jum’at (04/08/2000), khitanan yang digelar di desa Liang mencapai 408 anak muslim. Selain khitanan massal tersebut, dalam waktu yang sama tim medis juga menggelar pengobatan gratis kepada semua penduduk di lokasi yang sama. Namun, kegiatan pengobatan gratis tersebut merupakan kegiatan tetap Tim Medis LJ sejak awal kedatangannya di pulau Ambon ini.

Ketua Divisi Kesehatan sekaligus merangkap ketua Tim Medis Laskar Jihad, dr. Nurkholid, kepada Liputan MHI di lokasi khitanan menjelaskan bahwa kegiatan khitanan massal dan pengobatan dilaksanakan sebagai perwujudan dari program kerja Divisi Kesehatan, yakni memberikan pelayanan yang terbaik pada masyarakat di medan konflik Ambon.

Kegiatan tersebut merupakan program yang sudah direncanakan sejak kedatangan Laskar Jihad di bumi Ambon, yakni mengemban misi kemanusiaan serta menolong saudara yang seiman. Misi kemanusiaan Divisi Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat muslim yang sejak 1,5 tahun yang lalu tidak diperhatikan oleh pemerintah daerah setempat. Sedangkan tujuan umumnya adalah sebagai wujud pelaksanaan syariah Islam, mempererat tali ukhuwah Islamiyah antar Laskar Jihad Ahlussunnah Wal Jama’ah dengan masyarakat muslim Maluku dan sekitarnya serta membantu meringankan pembiayaan kesehatan akibat kekejaman perusuh Kristen RMS selama ini. (Zhr)

Tabel Total Peserta Khitan & Pasien
(pada bulan Agustus 2000)

No

Lokasi

Khitanan (anak)

Pengobatan (pasien)

1.

Laha

42

53

2.

Air Salobar

17

3.

Talake, Waihong

11

4

4.

Batu Merah Dalam

43

21

5.

Ponegoro

4

6.

Tanah Rata

23

43

7.

Kebon Cengkeh

11

8.

Kapaha

9

9.

Air Kuning

17

34

10.

Ahuru (Gadihu)

14

83

11.

STAIN

4

12.

Lorong Putri

8

13.

Nania

90

14.

Liang

105

76

Jumlah

398

314

Keterangan : Tidak adanya pengobatan gratis di beberapa tempat diatas karena desa tersebut menjadi lokasi penempatan Laskar Jihad yang setiap hari menyediakan pelayanan kesehatan secara gratis.

                           

                     Warga Kristen Dari Waai Masuk Islam

Ambon, MHI (06/08/2000)

Seorang warga desa Waai, kecamatan Salahutu, Maluku Tengah yang bernama Maria (60), akhirnya terketuk hatinya untuk masuk Islam kemarin, pukul 20.00 WIT hari Sabtu 5 Agustus 2000. Ikrar masuknya Maria ke dalam agama Islam tersebut diucapkan di kediaman salah satu penduduk di kampung Air Kuning, Sirimau, kodya Ambon, dengan dibimbing ustadz Umar Jawas, anggota Dewan Pembina Laskar Jihad Ahlu Sunnah wal Jamaah.

Sebelum menyatakan masuk Islam, ustadz Umar Jawas dengan sabar memberikan nasehat dan da’wah kepada Maria yang sebelumnya menyatakan ketidakmauan untuk masuk Islam, karena menurut Maria, dirinya telah menganut agama Kristen sejak kecil. Namun, kehendak ALLAH dalam membimbing ummatNya yang mau menerima nasehat lewat perantaraan ustadz Umar, akhirnya sekitar pukul 20.00 WIT, wanita tua yang tidak pernah menikah dan hidup tanpa saudara itu, menyatakan secara sukarela masuk Islam.

Ustadz Umar membimbing tata cara masuk islamnya Maria dengan disaksikan 8 warga setempat, yang diawali dengan mengucapkan ikrar 2 kalimat syahadat yang dilakukan di salah satu komplek perumahan Air Kuning, Sirimau, Kodya Ambon.

Keputusan Maria yang sangat tepat dalam meniti hidup ini menunjukkan bahwasanya hidayah ALLAH Ta’ala tidak terbatas untuk muslimin saja, namun ada kalanya diberikan pada orang-orang yang dikehendakiNya seperti halnya pada Maria. “Kalau dia tidak masuk Islam maka kemungkinan yang terjadi adalah lain, namun karena masuk Islam maka dia telah menjadi bagian dari umat Islam,” kata ustadz Umar.

Seusai mengikrarkan 2 kalimat syahadat, Maria mengungkapan bahwasanya tim medis Laskar Jihad telah memperlakukan dirinya dengan baik, dengan ditempatkan di rumah yang bersih dan memiliki perlengkapan sehari-hari, bahkan mendapatkan pengobatan dan perawatan di rumah sakit (RS) Laskar Jihad di Kebun Cengkih.

Melihat semua kenyataan ini, Maria mengakui bahwa agama Islam dan Laskar Jihad berperilaku sangat mengagumkan, padahal bisa saja dirinya disiksa maupun dibunuh oleh perusuh.

Namun, tim Laskar Jihad yang mendapati dirinya di tengah kancah pertikaian, bertindak segera mengamankan dan menyelamatkan dirinya, sebab hal ini merupakan ketentuan untuk menyelamatkan wanita, anak-anak dan orang tua yang tidak ikut bergabung dengan pasukan RMS Kristen.

Ternyata kabar yang diterimanya dari pendeta-pendeta sangat berbeda dan cenderung provokatif. Muslimin memiliki perangai yang sangat baik dalam memperlakukan kawan dan lawan, sekalipun berada dalam posisi yang menguntungkan muslimin. Gambaran yang didapatkan dari para pendeta adalah muslimin merupakan pembantai dan pembunuh berdarah dingin, termasuk suka menyakiti wanita, orang tua dan anak-anak yang tidak berdosa.

Terlebih lagi perangai yang lekat di kalangan relawan Laskar Jihad Ahlu Sunnah wal Jamaah, dirinya tidak menyangka bahwa pendeta-pendeta yang merasa dirinya suci tersebut membohongi ummat sedemikian rupa sehingga kebencian ummat Kristen terutama yang bergabung dengan pasukan merah RMS memuncak, sehingga banyak diantara pasukan merah yang didoktrin untuk selalu mencincang tubuh muslimin yang berhasil dibunuhnya.

Menurutnya juga, sejak umat Islam membalasa serangan RMS Kristen terhadap Kristen RMS di desa Waai, para pendeta dan tokoh masyarakat yang sebelumnya berteriak menggugah semangat umat Kristen untuk memusuhi kaum muslimin justru mementingkan diri dan keluarganya sendiri, serta tidak mau bertanggung jawab atas akibat yang ditimbulkan pada ummatnya sendiri. Demikianlah kelicikan dan kebiadaban perangai tokoh dan pimpinan RMS Kristen sehingga terjadi perpecahan dan konflik secara internal disaat tekanan eksternal menerjang dirinya. (Zhr)


  
                         1300 Laskar Jihad Tiba Di Ambon


Ambon, MHI (06/08/2000)

Sebanyak 1300 Laskar Jihad Ahlu Sunnah Wal Jama’ah, pada hari Sabtu (5/7), tiba di kota Ambon. Kedatangan Laskar Jihad kali ini adalah untuk menggiatkan misi sosial dan kemanusiaan di saat Maluku telah tercemari oleh tangan-tangan kotor RMS Kristen serta PBB lewat kaki-tangannya dari LSM HAM dan Komnas HAM. Sehingga dapat memperkokoh kegiatan dan kinerja relawan Ahlu Sunnah wal Jamaah dalam melaksanakan semua misinya di Ambon.

Menurutnya, Laskar Jihad yang datang pada hari itu merupakan tidak hanya berasal dari Jawa, sebagaimana dituduhkan oleh ummat Kristen di berbagai media massa. Dalam upayanya mengaburkan upaya moslem cleansing, ummat Kristen menyebarkan isu bahwasanya Laskar Jihad merupakan orang-orang Jawa yang datang untuk menuntut balas kematian muslimin Jawa di Ambon. Padahal kenyataannya, bertujuan mempertahan NKRI dari rongrongan RMS yang justru berasal dari berbagai daerah seperti DIY, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Aceh, Sumatera Utara, Sumbar, Sumsel, Lampung, Riau, Jambi, Kalsel, Kaltim, Sulut, Sulsel, Sulteng, Bali, NTB serta Timor Leste.

Begitu merapat di pelabuhan Yos Sudarso Ambon, Laskar Jihad yang umumnya sarjana dan mahasiswa tersebut, langsung ditempatkan dilokasi penempatan Laskar Jihad di beberapa kabupaten seperti di Kodya Ambon dan Maluku Tengah. Setelah kami diberi waktu beberapa hari untuk istirahat, maka dalam waktu secepatnya kami akan ditempatkan di daerah yang tersebar di seluruh pulau Ambon,” ujar salah seorang anggota laskar.

Terobati

Anggota Laskar Jihad yang baru datang tersebut kini merasa lega dan hilang rasa galaunya selama ini. Sebab, menurut pengakuan sebagian anggota laskar menyatakan kecemburuannya terhadap laskar yang berangkat lebih dahulu untuk menolong muslimin Maluku. Demikian besar rasa persaudaraan di kalangan muslimin sehingga disaat dirinya didahului oleh muslimin lain, maka dirinya merasa kurang dalam menunjukkan rasa kesetiakawanan terhadap muslimin yang menderita di Maluku tersebut.

Hal ini ditunjukkan di raut muka para anggota laskar yang terlihat cerah meskipun telah menempuh perjalanan panjang selama 3 hari dari berbagai penjuru kota di seluruh Indonesia. Terlebih lagi disambut oleh ribuan saudara-saudaranya di pelabuhan Yos Sudarso yang telah sangat menanti-nantikan rombongan misi sosial dan kemanusiaan ini. Terciptanya perasaan tersebut menurut sejumlah warga, dikarenakan selama di kota Ambon Laskar Jihad banyak memberikan bantuan kepada umat Islam, tanpa merepotkan atau membebani mereka dalam kesehariannya. Menurut para anggota laskar, dirinya sangat rindu dengan tanah Siwalima, walaupun dirinya mencoba mengobatinya dengan mengikuti pemberitaan MHI di perempatan, masjid-masjid atau di internet. (Zhr)