untuk informasi

send an email

YAYASAN  ISLAM  RIYADHUL  JANNAH


 

 

Mukadimah

Buletin

Aqidah

Manhaj

Info Maluku

Tanya-Jawab


1 Juli 2000

Laskar Jihad Ahlu Sunnah wal Jamaah kembali mengadakan kegiatan sosial sehubungan meredanya konflik di Maluku yang diterapkan Darurat Sipil sejak 5 hari yang lalu. Diantaranya dilaksanakan di Air Kuning, Ahuru, Air Salobar, Leihitu, Kapaha, Lorong Putri, Talake, Tanah Rata, Bukit Malintang, Batu Merah Dalam dan Laha.

Kegiatan sosial yang dilaksanakan secara besar-besaran dan serempak didukung suasana terlihat agak tenang, walaupun demikian kaum Muslimin senantiasa bersiaga penuh untuk menjaga kemungkinan yang terjadi. Laskar Jihad yang berjumlahnya sekitar 5000 orang dan mengadakan bakti sosial mulai hari ini 1 Juli 2000 diantaranya, pengobatan cuma-cuma, pembinaan mental, khitanan massal, kerja bakti, perbaikan masjid dan rumah-rumah penduduk, penyaluran sumbangan massal kepada pengungsi dan penduduk di Ambon Maluku. Mengenai laporan lengkapnya akan dikirimkan besok, tanggal 2 Juli 2000. Demikian laporan dari Ambon via telpon pada tanggal 1 Juli 2000 pukul 09.00 WIB. (Imk,Rif).


2-3 Juli 2000

Situasi di Ambon mulai sedikit tenang pada tanggal 2 Juli 2000 pukul 23.00 WIT, kembali dipancing oleh ulah Kristen RMS agar Muslimin melanggar aturan Penguasa Darurat Sipil Maluku, Saleh Latuconsina. Gangguan keamanan dengan diawali ledakan bom tingkat menengah dan pembakaran rumah, memang sempat membuat Muslimin emosi. Namun mengingat waktu telah menunjukkan pukul 23.00 WIT, maka Muslimin sesuai kesepakatan dengan pemerintah Darurat Sipil Maluku mengurungkan niatnya untuk melayani pancingan RMS Kristen. Kejadian ini terjadi di desa yang berbatasan langsung dengan wilayah kekuasaan RMS Kristen seperti di Ahuru, Poka dan beberapa tempat lainnya.

Inilah bukti kesekian kalinya bahwa RMS Kristen tidak jemu-jemunya menganggu, merusuh, membuat onar di propinsi Seribu Pulau ini. Namun Alhamdulillah, dengan diberlakukannya Darurat Sipil di Maluku, Muslimin yang telah memberikan senjatanya secara sukarela kepada pemerintah setempat yang dikoordinir oleh Laskar Jihad Ahlu Sunnah wal Jamaah, dapat melaksanakan kegiatan Sosial kembali. Kegiatan Sosial untuk Muslimin yang tertindas di bumi Maluku ini diantaranya dilaksanakan di daerah Air Kuning, Ahuru, Air Salobar, Leihitu, Kapaha, Lorong Putri, Talake, Tanah Rata, Bukit Malintang, Batu Merah Dalam dan Laha.

Agaknya ancaman pemerintah Darurat Sipil Maluku bukan gertak sambal biasa. Pemerintah yang didukung personel Kostrad, Brimob dan Marinir dari berbagai kesatuan melakukan sweeping di daerah Muslimin di Galunggung, Batu Merah Dalam dan tempat lainnya. Kesatuan dari TNI AD diantaranya didukung oleh Kostrad 121 dan 509 Jember. Serta-merta Laskar Jihad Ahlu Sunnah segera bergabung untuk mengkoordinir Muslimin agar rela memberikan senjatanya pada Pemerintah untuk membuktikan kesekian kalinya bahwa Muslimin bukan perusuh melainkan RMS Kristenlah yang tepat dituding sebagai perongrong kewibawaan Pemerintah dan Muslimin.

Kegiatan Bakti Sosial yang dipelopori dan dimotori oleh Divisi Kesehatan Laskar Jihad Ahlu Sunnah wal Jamaah di Ambon yang dipimpin oleh Dokter Nur Kholid, yang paling berkesan bagi masyarakat Muslimin diantaranya Khitanan Massal dan Pengobatan Gratis. Khitanan massal yang dilaksanakan oleh Tim Medis Laskar Jihad ditangani langsung oleh Dokter-dokter Senior, Co Ass Dokter Muda, Perawat Medis dan mahasiswa Kedokteran dari berbagai perguruan tinggi negeri yang bergabung dengan Divisi Kesehatan Laskar Jihad. Prosesi khitan yang di waktu krisis dan kacau di Ambon dipatok biaya lebih dari Rp. 100.000 oleh dokter setempat. Maka kesempatan emas untuk mengikuti Sunnah Rasulullah serta Sunnah Nabiyullah Ibrahim 'alaihis salam yang diberikan cuma-cuma oleh Divisi Kesehatan tidak disia-siakan oleh Muslimin Maluku. Disebabkan tepat dan mengenanya misi Laskar Jihad inilah sehingga muncul rumor yang berkembang di kalangan Muslimin yang mendapatkan layanan Kesehatan cuma-cuma yakni lebih enak berobat pada Laskar Jihad Ahlu Sunnah wal Jamaah karena pelayanannya baik dan memuaskan.

Melihat banyaknya peserta dari daerah Laha yang mencapai hampir 100 anak yang mendaftar dengan umur berkisar antara 3 sampai 10 tahun, membuat Tim Khitanan Massal sempat kelabakan. Pasalnya, waktu yang disediakan buat khitanan massal di daerah ini hanya dua hari, sehingga praktis hanya 37 anak yang telah terkhitan, selebihnya ditangguhkan hari berikutnya. Sedangkan di daerah Air Salobar baru dikhitan 16 anak dari puluhan putra Muslimin setempat. Di daerah lainnya seperti di Kapaha, Talake dan Tanah Rata dilaksanakan pada hari berikutnya.

Adapun kegiatan yang rutin dari Laskar Jihad yang selama terbengkalai menyusul adanya serangan Kristen RMS mulai 1 Juli 2000 kembali diaktifkan. Kegiatan ini merupakan porsi terbesar dalam Time Schedule Laskar Jihad Ahlu Sunnah wal Jamaah selama berada di wilayah Maluku. Kegiatan proses belajar-mengajar di SD, SMP, SMU darurat terus dilaksanakan, sedangkan pengajian terus digencarkan. Kali ini Laskar Jihad bersama warga setempat walaupun diguyur hujan deras, kerja bakti membersihkan pelabuhan Yos Sudarso Ambon dari sampah yang menggenang di pantai pelabuhan Ambon ini. Tanpa peduli hujan membasahi sekujur tubuh, Laskar Jihad dan Muslimin setempat bahu-membahu memindahkan sampah dari Pelabuhan menuju Tempat Pembuangan Akhir Sampah di lembah Gunung Wara. Aneka ragam kegiatan sosial ini dimulai pukul 08.00 WIT hingga waktu Dhuhur, kemudian diteruskan hingga pukul 13.00 WIT

Menanggapi Kegiatan Sosial Laskar Jihad sejak 1 Juli 2000 ini, justru pendukung RMS Kristen menuduh Penguasa Darurat Sipil Saleh Latuconsina yang sebenarnya sejak awal setia mengayomi Kristen RMS dengan pernyataan salah seorang tokoh pendukung RMS Kristen. Pendeta dr. Josef M Pattiasiana, mantan Sekjen Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) dalam Obrolan Merdeka di Hotel Menara Peninsula, Jakarta, Sabtu (1/7/2000). Pdt Josef mengusulkan agar Gubernur Maluku diganti, "Kalau pangdamnya sudah diganti, gubernurnya juga harus diganti supaya ada langkah konkret," ujar Josef. Dia menilai gubernur tidak dapat menyelesaikan konflik di daerahnya. "Misalnya mengizinkan Laskar Jihad masuk. Meskipun dengan alasan kegiatan sosial, tapi itu kan tidak terbukti. Mereka terlibat dalam pertikaian," papar Josef.

Bahkan pendeta yang tidak punya rasa kebangsaan ini lebih percaya kepada PBB, organisasi konspirasi Kristen Internasional daripada pemerintah Darurat Sipil Maluku sendiri. Pendeta ini menyatakan jika darurat sipil tidak juga dapat menyelesaikan masalah, Dewan Gereja Indonesia akan mengusulkan pada dewan gereja sedunia dan Asia supaya mengirimkan pasukan perdamaian PBB.

Memang keterlibatan Laskar Jihad di Maluku tidak lepas dari upaya membela diri sebagaimana seluruh makhluk hidup yang bernyawa membela diri ketika diserang oleh musuhnya, dalam hal ini Pasukan Merah RMS Kristen pimpinan Agus Watimena. Apakah sesama Muslimin rela menyerahkan nyawa saudaranya disikat oleh tembakan AK 47, M16 dan senjata standar maupun rakitan milik RMS pengkhianat Negara Kesatuan ini ?. Demikian juga sikap Kristen Indonesia bahkan Internasional yang nampak jelas berkomentar menyayangkan kekalahan Kristen di dua medan pertempuran, di propinsi Maluku dan Maluku Utara ini. Demikian laporan kegiatan hari ketiga kegiatan Sosial dan lainnya dari Posko Laskar Jihad di Ambon via telpon (Imk, Ekj).


4 Juli 2000

Serangan balasan beruntun yang dilancarkan sejak tanggal 22 hingga 28 Juni 2000 yang lalu telah mengakibatkan kekalahan telak atas Kristen RMS. Kekalahan ini merupakan pelajaran yang penting dan harus diingat oleh Kristen RMS di Maluku, khususnya di Ambon agar tidak berbuat semena-mena terhadap Islam dan Muslimin. Hal ini ditegaskan oleh Panglima Laskar Jihad Ahlu Sunnah wal Jamaah Ustadz Ja'far Umar Tholib ketika ditemui oleh peliput MHI pagi ini 4 Juli 2000 pukul 04.00 dinihari. Menurutnya, dengan pemberian pelajaran tersebut maka saat ini RMS Kristen tidak lagi membusungkan dada dan berfikir seribu kali untuk berurusan dengan ummat Islam.

Pasalnya, serangan balik Muslimin yang memikat perhatian dunia Internasinal tersebut hanya dipicu oleh ulah Kristen RMS di Kampung Jawa dan Tantui yang telah membunuh Yasmin (16) warga desa Galunggung, Kodya Ambon. "Dengan pelajaran penting ini maka mereka harus berfikir berulang kali untuk menyakiti ummat Islam, sebab saat ini kaum Muslimin sudah kompak untuk melakukan perlawanan dan pembalasan kepada kaum Kristen RMS pemberontak, kalau ummat sudah bersatu maka semua musuh ALLAH pasti akan hancur dan hal ini sudah dapat disaksikan kita bersama," kata Panglima.

Sedangkan menurut tokoh Muslim Maluku, Brigjen (purn) Rustam Kastor, keberhasilan luar biasa yang dicapai Muslimin sat ini merupakan titik tolak kebangkitan kekuatan Muslimin di Ambon yang dalam beberapa waktu terakhir ini mulai terpuruk. Sementara itu dari kalangan Muslimin menyatakan serangan beruntun yang memporak-porandakan Kristen RMS tersebut merupakan reaksi dari aksi-aksi yang dilancarkan oleh orang-orang gerakan separatis RMS selama ini. "Dan itu masih belum seberapa dibandingkan dengan tindakan mereka terhadap Muslimin hingga detik ini," kata seorang Muslimin. Dengan demikian, Muslimin tetap bertekad menyingkirkan RMS Kristen dari bumi Maluku secara bertahap dan terpadu.

Pemerintah yang menampakkan ketidak seriusan dalam upaya menangani dan menindak tokoh-tokoh pemberontak RMS Kristen, menjadikan ummat Islamlah yang angkat senjata menindak tokoh-tokoh pemberontak RMS Kristen untuk menghancurkan mereka. "Saat ini kami telah mempersiapkan kekuatan yang lebih besar untuk menghancurkan kaum Kristen RMS," kata seorang Muslimin.

Serangan awal yang dilancarkan Muslimin tersebut ternyata bukan hanya memaksa kaum kafir RMS mengungsi ke berbagai wilayah di luar Ambon, bahkan hal ini memaksa tokoh-tokoh Kristen RMS yang selama ini berteriak lantang sebagai provokator juga melarikan diri. Menurut tokoh-tokoh Islam di Ambon, saat ini banyak pejabat, tokoh-tokoh Persekutuan Gereja Maluku seperti John Mailoa, melarikan diri ke Jakarta, bahkan ada yang sudah ke luar negeri seperti Australia, Belanda untuk menyelamatkan diri. Tindakan budak-budak Belanda tersebut ditempuh karena saat ini, borok-borok dan tindakan makar mereka telah terbongkar dan mengalami kegagalan, sehingga mereka sembunyi di ketiaknya orang-orang Eropa untuk mendapatkan perlindungan. "Lari kemanapun, mereka (RMS) akan tetap kami kejar guna mempertanggung-jawabkan tindakannya selama ini yang membantai ummat Islam," tegas Muslimin.

Dalam situasi Darurat Sipil di Maluku ini, contohnya adanya perusuh Kristen RMS yang mencoba mengusik ketenangan dan kepatuhan Muslimin pada aturan Pemerintah Darurat Sipil. Seorang penyusup RMS yang mencoba mengacau di Waihaong, Kodya Ambon berhasil ditangkap (28/5) pada pukul 10.00 WIT dan dieksekusi di tempat. "Begitu dipastikan dia penyusup RMS, kami langsung menangkapnya," kata Muslimin. Dari tangan penyusup tersebut, Muslimin menemukan perlengkapan pertempuran antara lain bom tangan, pisau tempur, buku, senjata rakitan dan kitab Injil. Akhirnya, setelah digeledah Muslimin seketika membunuh penyusup RMS Kristen ini.

Diantara kisah menyedihkan dari pengungsi RMS Kristen yakni tenggelamnya kapal yang ditumpangi 400 pengungsi Kristen RMS asal Tobelo, Halmahera, Maluku Utara. Setelah ditolak di berbagai daerah tujuan pengungsian seperti di Sorong dan kota-kota di Irian Jaya, Kapal Motor (KM) Cahaya Bahari yang mengangkutnya kandas ketika melintas di perairan Siau, Manado, Kamis petang (29/6) pukul 13.00 WIT. "Penolakan daerah tujuan pengungsian ini tidak lain karena mengangkut pasukan RMS Kristen yang membawa senjata api dan khawatir memperluas arena pertempuran, yakni diserangnya oleh Muslimin," demikian jelas Panglima Pasukan Putih H. Abu Bakar Wahid Al-Banjari di Maluku Utara. Beliau menambahkan, pasukan putih telah berhasil mengepung basis terakhir RMS Kristen di Tobelo, Maluku Utara selama berhari-hari, karena terancam bahaya kelaparan akhirnya mereka hengkang dari daerah jajahannya di Tobelo, Maluku Utara.

Masih mengenai KM Cahaya Bahari, menurut berbagai sumber, kapal pengangkut pengungsi tersebut tenggelam disebabkan penuhnya muatan penumpang yang berdesak-desakan untuk menyelamatkan diri, termasuk didalamnya 38 pasukan RMS Kristen yang cedera. KM Cahaya Bahari, yang tenggelam mengangkut sedikitnya 38 korban kerusuhan di Desa Duma, Kecamatan Galela, Maluku Utara, 19 Juni lalu, yang luka-luka, bersama ratusan penumpang lainnya. Salah seorang staf Posko Krisis Gereja Masehi Injili Halmahera (GMIH), Frans Mesdila, ketika dikonfirmasi ANTARA, Jumat, mengatakan," Tiga puluh delapan orang itu dievakuasi dari Rumah Sakit (RS) Bethesda, Tobelo, karena mengalami luka parah pada berbagai bagian di tubuh akibat ledakan granat, bom, senjata rakitan dan senjata api." Demikianlah makar musuh-musuh Negara dan Muslimin akan selalu kandas dengan bantuan ALLAH Ta'ala. Laa haula walaa quwwata illa billah. Demikian dilaporkan oleh tim MHI dari Ambon via fax hari Selasa, tanggal 4 Juli 2000 pukul 05.00 WIT (Imk, Ekj)


5-6 Juli 2000

Menyikapi pemberlakuan Darurat Sipil di kota Ambon sejak tanggal 28 Juni yang lalu dan penertiban persenjataan oleh aparat keamanan yang digelar mulai tanggal 1 Juli ini, maka Laskar Jihad Ahlus Sunnah wal Jamaah menjawabnya dengan mengadakan berbagai bentuk kegiatan sosial yang dilakukan serempak di seluruh kota Ambon sejak Sabtu (1/7) hingga hari ini Kamis 6 Juli 2000.

Walaupun bukan untuk yang pertama kali dilakukan, kegiatan tersebut kembali diselenggarakan secara serempak untuk memberikan penjelasan langsung kepada penguasa daerah, aparat keamanan dan masyarakat pada umumnya, bahwa tujuan pokok kedatangan Laskar Jihad Ahlu Sunnah wal Jamaah di Ambon adalah membawa misi dakwah dan sosial. Dengan begitu diharapkan, penguasa daerah dan aparat keamanan tidak lagi memberikan penilaian yang negatif terhadap keberadaan Laskar Jihad dan kepada masyarakat luas diharapkan untuk dapat menempatkan diri untuk bahu-membahu menjaga dan merebut kembali kota Ambon dari cengkeraman RMS Kristen.

Sebagai awal kegiatan, pada hari Sabtu (1/7) dengan dipimpin Jundi Musthofa selaku komandan Divisi Sosial Laskar Jihad Ahlu Sunnah wal Jamaah, sekitar 5000 Muslimin bersama warga masyarakat mengadakan kerja bakti membersihkan sampah yang menggunung dan menebarkan bau busuk di komplek pelabuhan Yos Sudarso. Dan hari berikutnya, Ahad (2/7) hingga Kamis (6/7) lokasi kerja bakti dilanjutkan ke arah Pasar Lama, Batu Merah dan tempat lainnya dimana kondisi sampahnya lebih banyak dan sangat mengganggu hidung.

Walaupun kondisi kota Ambon diguyur hujan yang turun setiap hari sejak malam hari, niat Laksar Jihad tidak surut, sehingga dalam kondisi badan terguyur hujan mereka secara suka rela menaikkan sampah ke atas truk untuk selanjutnya diangkut ke tempat pembuangan akhir di Wara. Menurut sejumlah warga, sejak terjadinya kerusuhan, keberadaan sampah di Ambon memang tidak ada yang mengurus sehingga di jalan-jalan terlihat dan tercium bau tidak sedap yang dihasilkan dari tumpukan sampah tersebut, apalagi kalau hujan akan menimbulkan banjir.

"
Adanya kegiatan Laskar Jihad membuat kami tergugah untuk membersihkan dan mengatur sampah sendiri, bagaimanapun kami malu dengan keadaan ini, karena justru Laskar Jihad yang berasal dari luar Ambon," kata sejumlah warga Muslimin setempat.

Sedangkan untuk kegiatan dakwah, kajian-kajian di masjid mulai dihidupkan kembali setelah selama satu pekan terhenti akibat adanya pertempuran dengan pihak Kristen RMS. Bahkan bersamaan dengan liburan sekolah (SD,SMP,SMU) kali ini, tim Dewan Pembina Laskar Jihad yang dikoordinir oleh Ustadz Jauhari, Lc mengadakan pesantren kilat di berbagai titik penempatan Laskar Jihad di seluruh pulau Ambon.

Misi serupa juga dilaksanakan oleh Divisi Kesehatan Laskar Jihad. Tim yang dipimpin oleh dr. Nurkholid ini menyelenggarakan pelayanan kepada ummat Islam dalam bentuk pengobatan gratis, khitanan massal dan penyuluhan kesehatan, yang dimulai sejak tanggal 1 Juli 2000. Bahkan saat ini Divisi Kesehatan telah berhasil mendirikan rumah sakit darurat di Kebun Cengkih, Ambon yang memberikan pelayanan umum secara cuma-cuma bagi seluruh masyarakat muslim.

Semua bentuk kegiatan tersebut bagi Laskar Jihad dan masyarakat bukan merupakan hal yang baru, karena sejak kedatangan mereka di kota Ambon hingga kini semua telah dilaksanakan, tetapi kali ini lebih dikhususkan agar semua pihak menilai keberadaan Laskar Jihad di Ambon.

Sarang Kristen RMS di Ahuru Hancur

Tekad Muslimin Ambon untuk menghancurkan markas dan sarang-sarang pasukan Kristen RMS yang selama ini merusuh di Maluku, pada hari Senin (2/7) sekitar pukul 14.00 WIT kembali menuai hasil. Kali ini yang menjadi santapan Muslimin adalah desa Ahuru dan Wai kec. Karang Panjang, Kodya Ambon.

Keberhasilan tersebut merupakan rangkaian serangan yang dilancarkan Muslimin sejak pagi hari di wilayah Ahuru, yang diawali oleh tindakan provokasi dari pihak Kristen RMS terhadap Muslimin pada malam harinya. Dan setelah terjadi pertempuran berjam-jam, Muslimin berhasil mendesak pasukan Kristen, dan memaksa orang-orang kafir RMS tersebut meninggalkan markasnya.

Melihat kondisi tersebut, Muslimin langsung merangsek ke depan dan langsung membakar markas RMS di gereja Yacobus yang selama ini menjadi gudang persenjataan dan pertahanan terkuat pasukan Kristen RMS di Ahuru. "Dengan hancurnya gereja tersebut, maka saat ini di wilayah Ahuru sudah tidak ada lagi gereja yang berdiri ," kata sejumlah Muslimin.

Dengan keadaan seperti itu maka, peluang Muslimin untuk melakukan penekanan terhadap pasukan Kristen RMS dari arah Barat menuju ke arah kota Ambon semakin terbuka dan dalam waktu dekat Muslimin akan melakukan penggempuran yang lebih besar lagi.

Hingga kini, tim MHI mendapati Muslimin telah menguasai desa Poka, Rumah Tiga dan Wailela, Kecamatan Baguala, Kodya Ambon yang menjadi sarang RMS dan hingga berita ini ditulis pertempuran masih berlanjut. Muslimin merencanakan menggalang pasukan gabungan yang lebih besar dengan kekuatan penuh agar RMS Kristen segera sirna dari bumi Maluku. Demikian laporan dari Posko Ambon tanggal 5 Juli 2000 pukul 07.30 WIB. (Ekj, Imk).

7 Juli 2000

Sikap pemerintah AS lewat corong Kongres AS yang disampaikan pada Kamis (6/7/2000) waktu setempat pada AFP, nampak jelas sikap angkuh dan campur tangannya pada konflik Maluku. Sebagaimana dimuat dalam MHI edisi lalu, Muslimin berhasil mendesak RMS di Maluku maupun Maluku Utara, juru bicara AS, Richard Boucher menyatakan bahwa embargo Militer akan terus dilakukan sampai Indonesia memenuhi beberapa kondisi yang disyaratkan Kongres AS.

Embargo Militer AS tersebut berupa penundaan jual-beli suku cadang senjata yang akan dicabut bila konflik Maluku yang memakan korban dari Kristen RMS hingga ratusan orang pasukan merah. "Sekarang, tidak ada rencana untuk mengirim alat-alat pertahanan," tegas Boucher. Boucher menegaskan bahwa AS telah menunggu lama untuk penyelesaian konflik di Maluku. Demikian transparannya konspirasi negara-negara Kristen Internasional dalam menggerogoti Negara Kesatuan Republik Indonesia lewat gerakan RMS ini.

Namun penyelundupan senjata oleh pihak asing yang terus berlangsung lewat jalur laut dan udara oleh negara-negara yang berkepentingan mengail ikan di air keruh Maluku ini. Kepala Staf TNI-AL, Laksamana TNI Achmad Sutjipto, mengungkapkan dugaan bahwa berbagai senjata api yang beredar di Maluku Utara bisa berasal dari luar negeri (Australia, Philipina, Amerika) dan pihaknya sudah menyerahkan kepada polisi berbagai pihak yang menyelundupkan senjata itu.

"Asalnya masih rahasia. Bahwa yang biasa memiliki senjata dan peluru adalah tentara, bisa dimengerti anggapan itu. Tetapi perlu diketahui, tidak tertutup kemungkinan ada negara di luar yang bisa melakukan hal-hal seperti itu," katanya kepada pers setelah menyerah-terimakan jabatan Panglima Armabar TNI-AL, di Mako Armabar, Jakarta, Kamis (6/7/2000).

Setelah menyampaikan amanat itu, Sutjipto menyatakan, aksi penyelundupan senjata dari luar negeri juga bisa terjadi di wilayah Papua, yang oleh jajarannya senantiasa dilacak dan diselidiki asal muasal senjata itu.

Pasukan RMS Kristen yang lari kocar-kacir meninggalkan Maluku dan Maluku Utara diantaranya ada yang lari ke Sorong, Irian Jaya. Disinyalir larinya pasukan merah RMS Kristen ke Irian Jaya justru akan menyulut pemberontakan Papua Merdeka, sebab RMS Kristen ini memliliki misi yang sama dan membawa serta persenjataannya ke tempat pelarian. "Di Papua hingga kini belum ketahuan titiknya dari laut. Semua wilayah laut nasional kita jaga terhadap kemungkinan penyelundupan senjata, bukan cuma di Papua. Indikasi yang diberikan Pak Amien Rais, tetap kita lakukan pencarian fisik, pelacakan dan sebagainya," lanjut Sutjipto.

Kapolda Irian Jaya, Brigjen Pol S.Y Wenas mengakui, saat ini pihaknya berhasil menyita puluhan senjata rakitan dan senjata organik yang dibawa para pengungsi Kristen dari Ambon. "Polres Sorong sudah berhasil menyita senjata-senjata tersebut dan saat ini masih terus diselidiki," jelas Kapolda Wenas, di Jayapura, Rabu kemarin. Perlu diselidiki lebih lanjut untuk dapat membuktikan apakah mereka itu provokator, kata Wenas. Menurutnya, pihaknya saat ini belum memperoleh laporan lebih lanjut dari Kapolres Sorong tentang penyelidikan tersebut.

"Mudah-mudahan dalam waktu dekat telah ada laporan lebih lanjut tentang kasus tersebut," ungkap Kapolda seraya menambahkan kasus yang terjadi di Sorong itu hingga kini belum meluas ke wilayah lainnya di Irian Jaya

Sementara itu, kembali terjadi pertikaian antara Muslim dan RMS di Kec. Loloda bagian utara pulau Halmahera, Kab. Maluku Utara, Senin (3/7) sekitar pukul 06.00 WIT, mengakibatkan korban dari pihak RMS empat tewas, delapan luka berat dan ringan. Pertempuran yang sengit ini juga mengakibatkan 34 rumah rusak terbakar, satu gedung sekolah dan satu gereja markas RMS Kristen. Pasukan RMS yang tewas umumnya terkena bom rakitan, panah dan senjata rakitan, sementara korban luka-luka dilaporkan telah dievakuasi ke Ternate (Imk, Ekj).