untuk informasi

send an email

YAYASAN  ISLAM  RIYADHUL  JANNAH


 

 

Mukadimah

Buletin

Aqidah

Manhaj

Info Maluku

Tanya-Jawab


1 Juni 2000

Hari ini Kamis tanggal 1 Juni 2000, situasi di Ambon kembali mencekam. Konsentrasi massa Nasrani RMS yang terkumpul sejak pagi di dekat RS GPM Ambon, disambut dengan konsolidasi massa Muslimin di masjid Al Fatah. Kejadian ini memicu kerusuhan baru, dikarenakan massa Nasrani RMS mulai memancing emosi Muslimin.

Massa Nasrani RMS yang berkumpul di daerah RS GPM Ambon memancing-mancing massa Muslimin untuk keluar dari daerah aman di sekitar masjid Al Fatah. Maka massa Muslimin-pun disambut dengan peluru tajam para pengecut sniper yang terdiri dari aparat pro Nasrani RMS. Akibatnya di pihak Muslimin jatuh korban 2 orang yang bernama Djamin Hehanusa (29) dan Ade Busere (19) dan puluhan orang luka-luka sekitar pukul 14.00 WIT. Maka terbukti untuk kesekian kalinya, perintah Dansat Banmil Maluku dan Maluku Utara - Max Tamaela - anak didik Sinode ini nampak kedustaannya.

Menurut warga yang berada di lokasi kejadian, tragedi memilukan itu berawal dari segerombolan kelompok Kristen di Lorong Sekawan dekat Toko Sulawesi (Jl. A.Y. Patti) yang melakukan aksi pelemparan terhadap warga Muslim. "Begitu kami dilempar… langsung berkumpul, namun tidak tahu dari mana arahnya, tahu-tahu beberapa orang rubuh bersimbah darah !", ujarnya.

Pasukan Yonif 141 Kodam II/Sriwijaya yang terus gencar melakukan patroli darat mengejar para perusuh ditambah enam unit panser, ternyata hanya kamuflase semata. Keberadaan para sniper pengecut selalu memback-up massa Nasrani RMS, sama sekali tidak terganggu dengan sweeping palsu Max Tamaela, sehingga ketika Muslimin terpancing maju ke depan, para sniper langsung bereaksi menembaki Muslimin.

Kejadian tersebut oleh sejumlah tokoh Muslim dianggap sebagai suatu usaha untuk memancing peperangan dalam waktu cepat. Sebab pada pukul 10.30 WIT sebelum kejadian, di masjid Raya Al Fatah diadakan pertemuan dalam rangka pemantapan koordinasi dan konsolidasi untuk menyamakan visi dan misi perjuaangan ummat Islam, yang dihadiri oleh Ustadz Ali Fauzi, Ustadz Ja'far Umar Tholib selaku Panglima Laskar Jihad dan Brigjen (Purn) Rustam Kastor, beserta tokoh masyarakat lainnya. Demikian seperti dilaporkan via fax dari Ambon (Ib).

2 Juni 2000

Sebagai hasi realisasi dari pertemuan tokoh-tokoh Muslim di masjid Raya al Fatah, Kamis (1/6) yang lalu, maka pada hari ini, Jumat (2/6) di tempat yang sama digelar pengajian akbar, sekaligus sarana untuk menyatakan sikap kebersamaan mengumandangkan jihad, melawan makar Kristen yang telah membantai dan mengusir kaum Muslimin dari Ambon dalam kerusuhan selama ini.

Kegiatan ini dihadiri oleh panglima pasukan putih Ambon, Ustadz Ali Fauzi, Brigjen (purn) Rustam Kastor, Ustadz Ikram Ibrahim Lc. dan Ustadz Ja'far Umar Tholib. Tabligh Akbar yang dihadiri ribuan Muslimin dari Ambon dan sekitarnya dilaksanakan tepatnya setelah sholat Jumat di masjid Al Fatah, Ambon. Kegiatan siraman rohani yang dilaksanakan secara periodik di Ambon memang sangat tepat dikarenakan Muslimin mengalami degradasi moral yang drastis akibat kerusuhan yang berkepanjangan. Maka dipilihlah tema-tema ketauhidan dan keimanan sebagai tonggak dasar membangun kembali mental-mental agamis yang berwibawa.

Tabligh akbar yang mengambil tema "Kumandangkan Jihad untuk mempertahankan eksistensi Muslim dari tipu daya muslihat Kaum Kristen" menyedot perhatian warga muslim, sehingga sekitar 10.000 orang ummat Islam memadati masjid hingga meluber sampai pelatarannya. Ketiga pembicara dalam kesempatan itu, yakni Ustadz Ali Fauzi, Rustam Kstor dan Ustadz Ibrahim mengajak ummat untuk senantiasa bersatu dalam melakukan perlawanan, karena hanya persatuan dan kekompakan-lah kaum kafir dapat dikalahkan.

Sementara itu, di propinsi Maluku Utara, Muslimin terus melakukan penekanan terhadap kubu-kubu RMS di Galela. Akibatnya korban dari pasukan merah Nasrani RMS terus terdesak, sehingga Desa Duma, Mamuya, Makete dan Ngidiho, Kecamatan Galela terus bertambah menjadi 54 orang Nasrani RMS dan ratusan luka-luka. Muslimin terus-menerus mendesak pasukan merah pimpinan Beny Doro yang bercokol di kec. Galela, bukan dalam rangka melakukan kerusuhan sebagaimana di media-media massa. Melainkan untuk mengembalikan kewibawaan Muslimin dan wilayah-wilayah Muslimin yang telah dibersihkan dari muslimin sejak beberapa bulan yang lalu. Maka sangatlah jelas ketika misi Nashara Internasional terganggu, dikala Nasrani RMS terdesak, ketua Sinode GMIH serta merta meminta suaka politik ke Australia (Antara 31/5) dan meminta perlindungan PBB, Organisasi Konspirasi pembusukan NKRI buatan Kristen Internasional. Demikian seperti dilaporkan responden MHI dari Ambon via fax. (Ib).

3 Juni 2000

Seperti diberitakan di Maluku Hari Ini tanggal 28 Mei 2000, telah diadakan Tabligh Akbar yang isinya seruan untuk menggalang persatuan dan kesatuan kaum Muslimin. Muslimin dari jazirah Leihitu yang terdiri dari 13 desa muslim, diantaranya 2 desa muslim yang sering bertikai, yakni desa Waka dan Hitu Lama. Tabligh akbar yang dihadiri oleh panglima Laskar Jihad, Ustadz Ja'far Umar Thalib, Ustadz Ali Fauzi dan Brigadir Jendral (Purn) Rustam Kastor menunjukkan hasil positif. Muslimin dari desa Waka dan Hitu pada hari Ahad tanggal 3 Juni 2000 pukul 09.00 WIT telah menanda tangani perjanjian damai dihadiri oleh wakil-wakil pemuka dari desa Waka dan Hitu. Ummat Muslimin yang hendak terus dipecah-belah oleh Nasrani RMS ini, Alhamdulillah akhirnya telah dapat bersatu lagi.
Maka sangatlah gamblang misi Laskar Jihad Ahlus Sunnah wal Jamaah, sebagai Relawan dalam rangka membantu restrukturisasi Muslimin dalam berbagai bidang, terutama pemulihan jasmani dan rohani, sarana dan prasarana, serta kewibawaan Muslimin Maluku. Laskar Jihad begitu menyatu dengan Muslimin di Maluku, dan nampak jelas Pangdam RMS ini sangat risih dengan kehadiran Laskar Jihad. Maka tidak heran rencana besar Nasrani Internasional lewat panglima Kristen Agus Watimena dengan teman sejawatnya Jendral Max Tamaela tidak berjalan mulus sebagaimana mestinya. Demikian seperti dilaporkan dari Posko Jihad di Ambon dan Ternate pukul 20.00 WIB hari Sabtu 3 Juni 2000 (Sy, Ibr)

4 Juni 2000

Pendeta Kristen Bernard Rudolf (40) yang terkenal sebagai provokator selama kerusuhan di Ambon, akhirnya tewas saat terlibat pertempuran di lautan, Senin (3/6) sekitar pukul 18.00 WIT. Sejumlah warga Ambon kepada Maluku Hari Ini (MHI) menjelaskan pertempuran sengit yang terjadi di perairan teluk Ambon, Batu Merah tersebut terjadi karena dipicu oleh tindakan komplotan Kristen yang menembaki beberapa warga Muslim Kapaha dari atas Speed Boat.

Karena melihat ada warga Muslim ditembaki, maka warga lainnya berusaha membantu dan membalas tembakan KM "Anda 5" yang sedang ditumpangi pendeta tersebut. Akibat serangan balik tersebut, Rudolf langsung tewas, sementara dua orang lainnya, yakni Richard Mailoa(20) dan Hany Papilaya (30) mengalami luka parah. Setelah mengetahui posisisinya terjepit, pengemudi langsung melarikan mereka ke Rumah Sakit Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) di Halong, Ambon. Dengan kejadian tersebut, menunjukkan selama ini yang menjadi otak penyerangan adalah para pendeta penggagas berdirinya RMS tersebut. "Ini merupakan bukti bahwa selama ini yang berda di belakang perusuh-perusuh Kristen adalah pendeta-pendeta Kristen", jelas Panglima Laskar Jihad, Ustadz Ja'far Umar Tholib. Demikian dilaporkan seperti dilaporkan via fax dari Ambon (Ib).

5-6 Juni 2000

Kehadiran Laskar Jihad Ahlus Sunnah wal Jamaah di bumi jihad Ambon, ternyata bukan saja menghadirkan nuansa baru bagi warga Ambon kota khususnya, namun juga seluruh kaum muslimin di kota Seribu pulau tersebut. Sebagai bukti nyata, seperti diberitakan Maluku Hari Ini tanggal 3 Juni 2000. Dua desa Muslim yang berseteru yakni desa Wakai dan Hitu lama kecamatan Leihitu telah menyatakan damai dan bersatu kembali, setelah mendapatkan masukan dan arahan dari Panglima Laskar Jihad Ustadz Ja'far Umar Tholib. Dikarenakan 2 desa tersebut memiliki kekuatan yang besar, "Kekuatan Leihitu harus dibangun kembali untuk dapat mengalahkan kaum kristen RMS" tegas Brigjen (purn) Rustam Kastor.

Sementara itu, pada tanggal 4 Juni 2000, obet (sebutan bagi pasukan Kristen yang berasal dari kata "Robert") kembali menunjukkan permusuhan yang nyata kepada Muslimin khususnya Laskar Jihad. Obet menghadang Muslimin dan Laskar Jihad dari daerah Air Salobar yang akan menuju Masjid Raya Al Fatah Ambon. Padahal tujuan Muslimin dan Laskar Jihad adalah hanya untuk mengikuti ceramah dari Panglima Laskar Jihad. "Kami tidak dapat melewati blokade lautan itu, karena mereka bersenjata lengkap". Kata pengermudi Speed Boat yang biasa mengantarkan Laskar Jihad melintasi lautan menuju Ambon. Dalam ceramah yang dihadiri 2500 Laskar Jihad ditambah Laskar lokal Maluku tersebut membahas mengenai besarnya pahala yang akan diterima seorang Mujahid, yakni Surga beserta kenikmatan yang ada didalamnya. Setelah acara Tabligh Akbar di Masjid Al Fatah tersebut selesai, maka Laskar Jihad Ahlus Sunnah kembali ke pos-posnya masing-masing dengan tertib dan aman. Demikian dilaporkan seperti dilaporkan via fax dari Ambon (Ek).

7 Juni 2000

Keinginan kelompok Merah untuk melakukan tindakan melawan pemerintah kembali ditunjukkan terang-terangan. Dimana, hari Selasa 6 Juni 2000 sebanyak puluhan orang dari kelompok merah melakukan tindakan preman berupa penyerangan di kantor Balai Kota Ambon, sekitar pukul 10.00 WIT. Akibat serangan orang-orang Nasrani RMS tersebut, salah seorang pegawai Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Jabar Patty (50 th) mengalami luka serius di kepala dan bagian pinggang akibat tusukan Nasrani RMS preman yang masuk perkantoran tersebut.

Kepada responden MHI, Jabar Patty yang juga satu-satunya pegawai yang Muslim di Dinas tersebut, dengan terbata-bata sambil menahan sakit menjelaskan dirinya diserang sekelompok Nasrani RMS yang masuk ke kantor, komplek Balai Kota, dimana saat itu banyak orang Nasrani yang bukan pegawai berada di kantornya. "Ketika saya berjalan sendiri, mereka menikam saya dari belakang dan setelah itu mereka terus lari" keluhnya.

Dari tim dokter Rumah Sakit Darurat Al Fatah Ambon yang menangani korban, didapat keterangan korban mengalami luka tusuk di bagian pinggang selebar 4 cm dan sedalam 5 cm, "Kami belum dapat memastikan kondisinya karena masih dalam proses kontrol" terangnya.

Sementara itu, beberapa orang rekan PNS korban yang bekerja di kantor Balai Kota menyatakan penyesalannya atas sikap dari aparat yang membiarkan para perusuh Kristen masuk komplek perkantoran tersebut. "Bagaimanapun ummat Islam akan mengadakan perhitungan", ujarnya. "Mereka tidak mau orang Islam bekerja di kantor-kantor dan mengupayakan agar orang Islam keluar dari Ambon" kata ustadz Ali Fauzi sambil meminta aparat untuk bertindak secara tegas kepada pemberontak tersebut.

Sedangkan di kecamatan Galela, Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara yang selama beberapa bulan dikuasai oleh kafir Kristen, kembali direbut oleh pasukan Muslimin. Setelah pasukan Jihad Ternate yang dipimpin Panglima Abu Bakar Wahid al Banjari berhasil menjebol pertahanan terakhir pasukan Kafir Maluku Utara.

Selain itu, pasukan Jihad yang selama ini gigih membela dan mengembalikan hak-hak kaum Muslimin, juga berhasil menggasak kurang lebih 500 pasukan kafir, sehingga mereka tewas semua, sementara dari pasukan Jihad hanya 8 orang meninggal. Berdasarkan informasi yang diperoleh langsung dari Panglima Abu Bakar Wahid al Banjari tanggal 6 Juni 2000, maka secara penuh desa Morotai, Mamuya, Duma, Mahete, Suato Baru, Mateto sudah dikuasai kaum Muslimin.

Atas pertolongan ALLAH, kecamatan Galela sedang habis dari kaum kafir bahkan pasukan jihad juga berhasil merempas ratusan senjata organik dari orang-orang kafir itu", kata Panglima Abu Bakar. Dengan berhasilnya merebut Galela itu, maka target selanjutnya adalah kecamatan Tobelo, Kab. Halmahera Utara, propinsi Maluku Utara yang sekarang ini menjadi pertahanan terbesar kaum Kafir, dimana di daerah ini pula ribuan muslimin dulu dibantai. "Saat ini mereka target utama pasukan Jihad", tegasnya. (Ib). Demikian dilaporkan seperti dilaporkan via fax dari Ambon (Ek).